Rabu, 25 Mei 2016

Tari Topeng Panji, Kesenian Khas Cirebon Yang Melegenda

Foto: Tari Topeng Panji Khas Cirebon yang Melegenda. @cirebonmedia/ Bima
Topeng Cirebon adalah topeng yang biasa digunakan untuk kesenian tari topeng yang terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Terdapat 5 jenis topeng Cirebon yang paling pokok, salah satunya adalah Topeng Panji.
Topeng Panji yang berarti Menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir memiliki kedok berwarna putih, mata liyep, pandangan merunduk dan senyum kulum. Raut wajahnya  menunjukan seorang yang alim, tuturkata lemah lembut dan gerakan yang halus. Dalam Topeng Cirebon, Panji ini ditampilkan dalam karakter halus seperti halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang. Tariannya menggambarkan seseorang yang berbudi luhur, penuh kesabaran dan tahan atas segala godaan. Ini tercermin dari iringan musik yang bertolak belakang dengan tariannya. Tari topeng Panji adalah tarian paradoks. Koreografinya lebih banyak diam, dan inilah sebagai salah satu hal yang menyebabkan tari ini kurang disukai oleh penonton. Tari ini diiringi oleh beberapa lagu yang terangkai menjadi satu struktur musik yang panjang dan sulit. Lagu pokoknya disebut Kembang Sungsang yang dilanjutkan dengan lagu lontang gede, oet-oetan, dan pamindo deder.
Tari topeng Panji saat ditampilkan dalam parade karnaval
Panji berasal dari kata siji (satu, atau pertama), mapan sing siji (percaya kepada Yang Satu). Gerak tarinya senantiasa kecil dan lembut, minimalis dan lebih banyak diam. Kata Mutinah (dalang topeng asal Gegesik, Cirebon), menarikan topeng Panji itu kaya wong urip tapi mati, mati tapi urip. Ungkapan tersebut adalah untuk menjelaskan, bahwa topeng Panji itu memang tidak banyak gerak, seperti orang yang mati tapi hidup, hidup tapi mati. Geraknya halus atau lembut, tetapi musiknya keras. Kekontrasan itu digambarkan sebagai seorang yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu dan tidak mudah tergoda oleh segala yang bersifat keduniawian. Ia adalah gambaran manusia marifat, manusia insan kamil, yang tindak-tanduknya tidak akan goyah sedikit pun ketika menghadapi berbagai macam cobaan. Dia tetap tenang dan tawakal.
Pada zaman kerajaan Majapahit, tari topeng Panji adalah tarian untuk menghadirkan kekuatan semesta yang paradoksal. Dengan tarian ini, maka asas paradoks semesta, kelaki-lakian dan keperempuanan, dihadirkan. Dewa pencipta itu sendiri dihadirkan lewat mitos dan lambang Panji. Panji adalah paradoks itu sendiri. Ia bersifat laki-laki dan perempuan, ia matahari dan bulan, ia siang dan malam, ia hidup dan mati. Waktu dan ruang paradoks ada dalam diri dewa ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar