Peradaban manusia tempo dulu sebenarnya bukan suatu peradaban yang
sangat terbatas, hal tersebut diperkuat dengan bukti-bukti sejarah bahwa
peradaban tempo dulu sudah sangat maju, seperti contoh Candi Borobudur,
Piramida di Mesir serta Coloseum di Roma menegaskan bahwa di masa
lampau manusia sudah mampu menghasilkan hal-hal yang fantastis yang tak
kalah dengan era modern seperti saat ini dan yang menjadi banyak
perbincangan adalah benua yang hilang yaitu Atlantis.
Misteri Benua Atlantis muncul saat pertama kali dibicarakan oleh seorang filsafat yunani yaitu Plato pada tahun 427-437 SM dalam bukunya yang berjudul Critias dan Timaeus.
Dalam bukunya ia menceritakan jika Benua Atlantis merupakan sebuah
pulau besar yang dikelilingi oleh pulau saat akan berperang melawan
Yunani tiba-tiba terjadi bencana gempa bumi dan dalam waktu satu malam
akhirnya benua tersebut lenyap.
Berdasarkan referensi Plato, Benua
Atlantis berada di daratan yang rata dan halus, serta memiliki turunan
menuju laut dan dikelilingi oleh pengunungan yang indah, besar dan
kecil. Namun, ada beberapa ahli mengungkapkan bahwa benua yang memiliki
peradaban yang sangat maju di tempo dulu ini terletak di negara
Indonesia.
Ada beberapa ilmuwan yang menyebutkan bahwa benua tersebut memang berada di Indonesia. Peneliti asal Brazil, Prof. Arysio Nunes do Santos, dari hasil penelitiannya menyatakan Atlantis terletak di Indonesia. Kemudian, ilmuwan Stephen Oppenheimer dalam bukunya “Eden in The East”
menyebutkan bahwa Atlantis berada di Asia Tenggara. Hasil dari kedua
peneliti tersebut diperkuat dengan pernyataan pakar Hidrologi Indonesia
yaitu Dhani Irwanto, ia memperkirakan Atlantis terdapat di Laut Jawa.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun,
Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca,
kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya
menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi
sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh
Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Perbandingan yang dikemukakan oleh
ilmuwan asal negeri Samba tersebut memperkuat teori bahwa Atlantis
memang berada di Indonesia, karakteristik yang di tuliskan oleh Plato
memiliki kemiripan yang mengerucut ke negara berlambang burung Garuda.
Hasil penelitian yang dilakukan Santos
menua pro dan kontra, akan tetapi masyarakat Jawa tempo dulu sudah
dikenal memiliki peradaban maju dan hal tersebut merupakan sebuah bukti
bahwa Benua Atlantis memang pernah ada. Dan kemungkinan besar adalah
Indonesia.
Sumber: http://www.cirebonmedia.com/whats-on/2016/05/27/apakah-benar-benua-atlantis-itu-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar